Site icon partnersurya.id

Tantangan Koreksi Faktor Daya di Fasilitas Terintegrasi PLTS: Ketika Impor Daya Grid Menurun Tajam

Pendahuluan

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak fasilitas industri, gedung komersial, hingga kawasan terpadu yang mulai mengintegrasikan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ke dalam sistem kelistrikan internal mereka. Tujuannya tentu mulia: mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, menurunkan biaya operasional, dan memenuhi standar green building atau sustainability.

Namun, seiring dengan meningkatnya penetrasi energi surya — terutama pada sistem on-grid yang terhubung ke jaringan PLN — muncul pula tantangan-tantangan baru yang sebelumnya jarang terjadi pada sistem kelistrikan konvensional. Salah satu masalah teknis yang sering muncul namun kurang diperhatikan adalah menurunnya efektivitas sistem koreksi faktor daya (power factor correction), khususnya pada jam-jam puncak generasi surya.

Fenomena ini menyebabkan faktor daya tampak menurun, walaupun sistem sudah dilengkapi dengan kapasitor bank atau peralatan kompensasi lainnya. Hal ini cukup membingungkan bagi banyak teknisi maupun pengelola fasilitas, karena sistem koreksi yang sebelumnya bekerja baik menjadi tampak tidak berfungsi atau bahkan tidak aktif sama sekali.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Untuk memahaminya, kita perlu menelusuri kembali prinsip dasar hubungan antara konsumsi daya, kompensasi reaktif, dan bagaimana sistem PLTS memengaruhi dinamika ini.


Teori Dasar: Hubungan antara Impor Daya Grid, Daya Reaktif, dan Faktor Daya

Apa itu Faktor Daya?

Secara teknis, faktor daya (cos φ) adalah perbandingan antara:

Faktor daya yang ideal adalah mendekati 1, artinya hampir seluruh daya yang dikonsumsi adalah daya aktif. PLN biasanya mewajibkan pelanggan menjaga cos φ di atas 0,85 – 0,90, dan memberikan penalti jika berada di bawah ambang batas tersebut.

Dampak PLTS terhadap Dinamika Daya

Saat fasilitas mengandalkan PLTS untuk memenuhi sebagian besar atau bahkan seluruh kebutuhan dayanya, konsumsi daya aktif dari jaringan (grid) menurun drastis. Bahkan pada siang hari yang cerah, beberapa sistem PLTS skala besar mampu men-supply 100% kebutuhan internal, sehingga arus dari sisi PLN bisa mendekati nol.

Namun yang perlu diperhatikan:

Kondisi yang Dihadapi di Lapangan

Beberapa gejala umum yang sering ditemui di fasilitas yang telah mengintegrasikan PLTS antara lain:

Semua ini menunjukkan bahwa sistem koreksi reaktif tradisional tidak mampu mendeteksi atau menanggapi dinamika baru yang terjadi akibat adanya pembangkit internal seperti PLTS.

 

Tertarik mengoptimalkan sistem PLTS Anda?
📞 Hubungi tim teknis kami di PartnerSurya hari ini, dan konsultasikan kebutuhan Anda secara GRATIS.

 

 

Exit mobile version